blog-img

Membangun Profesionalisme Sekolah Melalui Laporan Kegiatan yang Berkualitas

Muhaimin,S.Pd.M.Si | Pendidikan | 14/11/2025

Banyak sekolah masih berasumsi bahwa  membuat laporan kegiatan  dianggap sebagai pekerjaan tambahan yang menyita waktu. Padahal, jika dicermati, kegiatan ini sebenarnya sangat mudah dan ringan. Sekolah hanya perlu menarasikan apa saja yang telah dilakukan, lalu menyusunnya dalam struktur yang enak dibaca serta mudah dipahami. Namun kenyataannya, proses sederhana ini kerap berubah menjadi rumit, penyebabnya beragam mulai dari kegiatan yang tidak terdokumentasikan dengan baik, hingga keterampilan merangkai kalimat yang belum terasah sehingga sulit membentuk narasi yang sistematis dan informatif.

Keberhasilan sekolah dalam memberikan layanan pendidikan biasanya terlihat dari animo Masyarakat, ketika banyak orang tua mempercayakan pendidikan anaknya pada sebuah sekolah, itu menjadi sinyal bahwa sekolah tersebut dianggap mampu memberi layanan terbaik. Namun, dari sisi ilmiah, indikator ini belum cukup dijadikan dasar pertanggungjawaban, sekolah tetap membutuhkan parameter yang jelas dan terukur untuk menilai apakah program yang dirancang sudah selaras dengan dinamika kebutuhan sekolah serta sejauh mana program tersebut benar-benar terlaksana.

Di sinilah laporan kegiatan memegang peran penting, laporan bukan hanya kumpulan tulisan semata, melainkan cermin profesionalisme kerja sebuah lembaga pendidikan. Melalui laporan, kepala sekolah dapat menunjukkan bagaimana sumber daya dikelola, bagaimana program dijalankan secara efektif, serta bagaimana inovasi diterapkan terutama dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Laporan juga menjadi bukti nyata bahwa sekolah tidak hanya bekerja, tetapi bekerja secara cerdas, terarah, dan mampu melakukan evaluasi.

Sayangnya, masih banyak laporan yang dibuat terlalu tebal dan dipenuhi bahasa teknis yang sulit dipahami, alih-alih memberi kemudahan, laporan seperti ini justru membuat pembaca, baik pengawas, orang tua, maupun pemangku kepentingan lain kehilangan semangat untuk menelaah isi di dalamnya, padahal, laporan yang baik tidak harus tebal yang terpenting adalah padat, jelas, dan menyampaikan inti informasi secara menarik.

Sebagai alternatif, laporan pelaksanaan program sekolah sebenarnya dapat dibuat dalam bentuk web sederhana, format ini jauh lebih ringkas, visual, dan mudah diakses. Dalam satu halaman, sekolah bisa menyajikan:

  1. Ringkasan kegiatan dalam bentuk tulisan singkat ala artikel.

  2. Dokumentasi foto atau video yang menggambarkan proses kegiatan.

  3. Grafik capaian yang memperlihatkan hasil secara visual.

  4. Refleksi serta rekomendasi perbaikan untuk langkah ke depan.

Format seperti ini bukan hanya memudahkan pembaca, tetapi juga membuat proses pelaporan terasa lebih relevan dengan perkembangan zaman, guru dan tenaga kependidikan pun dapat lebih kreatif dalam menyajikan data dan cerita mengenai kegiatan yang dilakukan.

Mulai sekarang, sekolah perlu berani menyusun laporan dengan gaya yang lebih segar, jujur, dan transparan. Laporan yang baik akan menumbuhkan kepercayaan, memperkuat budaya